Thursday, February 9, 2012

Foto Cewek Montok Dari Indonesia - Cewe Hangat

"Mass.. oogghh.." Susi hanya bisa mendesah dan mengesek kedua pahanya.
"Sudah Berapa lama Say.." bisikku di sela-sela permainanku di belakang telinga dan tengkuknya.
"Tiga bull.. aa.. aahh.. gellii," pekik Susi sambil membalikkan tubuhnya menghadapku.
Wajah penuh gairah itu mendongak ke arahku dan kulumat bibirnya sementara tanganku mulai menanggalkan semua yaang tersisa di tubuhnya.
"Masshh.. oogghh.. mmpphh," Susi menceracau sambil melucuti pakaianku.
Kami sudah telanjang bulat bersama sambil berdansa seirama alunan musik hotel, tubuh kami menyatu dan saling dekap dalam kelembutan dan kehangatan birahi dan tetap berdansa dalam irama kelembutan.

Tangan Susi melingkar di tengkukku dan kulingkarkan tanganku di pinggangnya, namun kemudian kuturunkan ke arah bongkahan pantatnya dan meraba serta meremas lembut. Pada saat itulah Susi melepaskan bibirnya untuk melenguh sejenak menikmati rabaan serta sentuhanku. Penisku sedari tadi mengeras tegak itu menempel di perut Susi membuat sensasi kehangatan di antara kehangatan tubuh kami. selanjutnya di

Panduan Cewek Di Atas

1. Minta pasangan berbaring telentang dengan posisi lutut ditekuk. Jadi tak sepenuhnya seluruh badan menyentuh tempat tidur. Naiklah di atasnya, tepat di atas tulang pubisnya. Peganglah kedua bahu pasangan, minta si dia memegang pinggang Anda. Bergeraklah naik turun di atasnya sementara properti si dia sudah masuk ke area genital Anda. Minta bantuan si dia melakukan gerakan menekan untuk merangsang wilayah G-spot.

2. Ajak suami mengikuti irama goyangan Anda agar penetrasinya makin dalam dan intens. Lakukan seperti Anda berdansa, jika Anda terbiasa melakukan latihan otot Kegel, dalam posisi ini pasti amat membantu upaya tarik-ulur. Posisi ini dijamin akan membuat pasangan berteriak kegirangan.

3. Melakukan posisi ini memang memberikan kenikmatan tiada tara bagi Anda. Namun sebagai imbal baliknya dibutuhkan stamina yang kuat agar mencapai kepuasan bersama pasangan.

4. Sementara suami yang bebas memandangi gerakan liar Anda melompat-lompat di atas tubuhnya, tak ayal memberikan kepuasan tersendiri. Anda bisa memandangi pasangan dengan leluasa saat mencapai orgasme. Sementara pasangan bebas mengekplorasi bagian tubuh Anda. Mana saja. Pinggang, pinggul, dada bahkan seluruh tubuh.

Cewe Yang Itiu donk - Yuk Baca cerita hangat ini

"Bung, sekarang giliran kamu. Hayoh! Jangan sungkan-sungkan!"


Saat aku menatap tubuh telanjang di atas tempat tidur itu, terus terang rasa tidak tegaku muncul. Gadis itu masih terlalu kecil, kataku dalam hati. Payudaranya saja belum tumbuh benar. Tapi lendir-lendir basah keputihan yang mengalir dari liang kemaluannya itu berkata lain.


"Tunggu apa lagi? Hayoh! Kalau tidak mau ya, jangan di sini!"


Gadis kecil itu membuka sedikit kelopak matanya. Aku terenyuh saat menyaksikan matanya seolah memohon agar penderitaannya segera diakhiri. Ia harus pulang, kata matanya, ia harus menyetor lembar puluhan ribu itu pada ibunya. Ia harus membayar untuk keperluan sekolahnya. Tapi ia masih terlalu kecil, lagi kata hatiku berseru. Kamu punya otak? Punya hati nurani? Otak mungkin sudah terbang, saat aku mendekati gadis kecil itu. Tapi nurani masih ada Bung, karena itu aku menutup mata.


"Hkk.." gadis kecil itu mengerang saat batang kemaluanku menusuk masuk.


Licin, gumamku dalam hati. Beberapa orang tertawa di belakangku.


"Begitu baru bagus. Hayoh..! Sikat dia! Tancap terus sampai mampus!"


Aku menggerakkan pinggulku tanpa perasaan. Tidak sekali pun kubuka mata ini. Sebab kalau kubuka dan aku melihat wajahnya yang meringis itu, aku pasti akan segera melarikan diri.


"Hayoh..! Hahaha..! Hayoh..!"


Laki-laki yang suka berseru "Hayoh!" itu bernama Jomblang. Jelas-jelas itu nama panggilan. Nama aslinya aku tidak tahu, karena aku baru mengenalnya malam itu, saat aku dan teman-temanku bersenda gurau di sebuah warung kopi. Sayang, saat Erwin menyapanya, aku tidak melihat gadis kecil itu berdiri di belakangnya. Lihatlah sekarang, apa yang sedang kulakukan. Aku sedang bersetubuh dengan seorang bocah ingusan yang kukira usianya terpaut dua puluh tahun denganku.


"AKK..! AKK..!" begitu aku mendengarnya memekik-mekik.


Suara tawa sahabat-sahabatku, beserta teriakan-teriakan penambah semangat mereka masih juga dapat kudengar.


"Hayoh..! Sikat, Bleh..!" juga suara si Jomblang yang parau itu.


Aku heran, kenapa juga tadi aku mau diajak ke rumah ini. Kenapa juga tadi aku mau disuruh masuk ke dalam kamar untuk menyaksikan semuanya. Dan kenapa aku mau pula saat disuruh 'melakukan'?


"Ampun, Oom..! Ampun..!" tiba-tiba aku mendengar si gadis kecil merengek.


Tidak tahan, kubuka mataku. Benar juga. Hatiku pilu seketika. Ternyata gadis kecil itu sedang menangis sesunggukan. Beban lima lelaki pasti terlalu berat untuknya.


"Lihat! Dia minta ampun! Hahaha..!" suara si Jomblang terdengar lagi, tawanya semakin keras.


Aku berhenti menggerakkan pantatku. Ya. Aku berhenti. Kupandangi gadis itu yang sudah diam dalam-dalam. Kelopak matanya yang tadi terpejam juga membuka. Dan ia menatapku di balik genangan air matanya.


"Oom.."


"Hayoh..! Kenapa berhenti?"


"Sudah, Blang, sudah. Kasihan itu anak kecil."


Saat aku menoleh, kulihat salah seorang temanku memegangi pundak si Jomblang. Tetapi orang berwajah liar itu langsung menepis.


"Edan! Masa cuma segitu? Hayoh! Terus lagi..!"


Aku kembali berpaling ke arah si gadis kecil. Hatiku merasa iba. Gadis kecil itu memejamkan matanya. Ia begitu pasrah.


Sorakan si Jomblang kembali terdengar saat aku bergerak lagi, "Hayoh..! Hayoh..! Hayoh..!"


Hayoh kepalamu, pikirku berang. Tapi aku bergerak juga. Akhirnya, aku tidak tahan lagi. Kutarik batang kemaluanku dan ejakulasi di atas bulu kemaluannya yang jarang-jarang itu. Sorakan-sorakan menghilang, juga hayoh-hayoh. Semua seolah meresapi kejadian itu. Bangsat..! Batinku dalam hati. Bukan pada si hayoh-hayoh itu. Tapi pada diriku sendiri.

Cerita Seks Melayu Terbaru - Cerita Asmara Cikgu Zainab

Kali ini N menemui pembaca situs cerita terbaru dengan ucapan timakacih kerana sudi membaca kisah N dan salam sejahtera. N melalui adventure baru yang tidak disangka-sangka- adventure lama tetap ada dengan inovasi-inovasi yang menarik yang dihidangkan oleh kakak-kakak dan makcik-makcik gersang di kompleks kepolisian itu.

Wanita yang lawo tetap diminati. Tambah-tambah yang memiliki kecantikan asli bukan ditampal dengan makeup yang tebal. Kalau bermakeup pun sekadar menyepuh melayah mendatangkan seri yang ampuh. Wanita yang wajahnya tidaklah lawo sangat tetapi mempunyai tubuh yang mengiurkan boleh memikat, tidak kurang juga dengan wanita-wanita yang berbadan gemuk mempunyai keistimewaan mereka.

Zaman persekolahan adalah zaman manis. Biarpun tertekan dengan pembelajaran dan kerja-kerja kelas, aktiviti luaran memberikan pendedahan yang baik. N bernasib baik kerana dia seorang juara pecut dalam bidang olahraga. Dia menjadi asset kepada sekolahnya dengan mencipta banyak kejuaraan dalam pertemuan-pertemuan olahraga.

Patutlah Cikgu Zainab(32th), amat menjaga dan menyayanginya. Wanita yang bertubuh tegap, besar-boleh dikatakan gemuk dan tinggi 160cm ini adalah seorang wanita yang fit. Berwajah manis dan ayu, dia adalah guru atletis. Di mana sahaja ada pertemuan olahraga padang dan belapan, Cikgu Zainab akan membawa quartet 4x100m, termasuk N sebagai pelari akhir ke kejohanan olahraga yang dianjurkan oleh pelbagai sekolah di sekitar daerah itu.

Gemuk-gemuk Cikgu Zainab dia tetap fit, ada body figure dan masih boleh berlari agak deras. Suka berpeluh dan senantiasa memberi tunjuk ajar dan tip-tip yang bagus bagi memperbaiki kemampuan dan memajukan prestasi anak-anak sukannya. Wanita ini sudah bersuami, seorang guru juga yang mengajar di sekolah lain dan duduk di rumah guru di perkarangan sekolah N. Sayang sekali mereka belum dikurniakan lagi dengan anak.

Maka sebab itu Cikgu Zainab amat bergiat dengan aktiviti sukan olahraga ini dan sanggup membawa anak-anak sukannya ke mana sahaja. N menjadi kesayangan Cikgu Zainab-blue eye boynya. Apa-apa N-bab olahraga N is the boynya. Dan N jarang mengagalkan atau menghampakan perasaan atau kemahuan Cikgu Zainabnya.

*****

"Uuu.. Aaa.. Ahh.. Urghh.. Apa.. Apa ko buat ni N," tegur Cikgu Zainab

Yang kesedapan dalam desahnya. Dia rasa terkejut. N meneruskan. Menjilat kelentit dan mengulomnya sambil memainkan lidahnya terus. Cikgu Zainab mengangkat-angkat pepetnya rapat ke muka N.

"Sedap cikgu..?" tanya N yang meneruskan jilatan ke lurah dan menghunjam lidahnya k dalam lubang faraj Cikgu Zainab.
"Iee.. Ko tak jijik N.. Tak pnah cikgu rasa sedapnya.. Suami Cikgu tak penah buat camni semenjak kami nikah.."jawab Cikgu Zainab antara dengar dan tidak, yang mengumam bibir dan mengertap giginya menahan nikmat dan kegelian ang amat sangat.

Pepet Cikgu Zainab tembam lebar dengan bulunya lebat. N menguak bulu untuk mendapatkan liang merah dan sudah berair. Air itu dijilat dan dihirup oleh N rakus dan enak. Cikgu Zainab terkial-kial kakinya sambil pukinya terus dijilat, disedut dan dimakan oleh N dengan bijaknya.

N meneruskan hisapan dikelentit cikgu Zainab, wanita yang bertubuh ini masih mampui mengangkat-angkat buntut dan tubuhnya. Dijongkang-jongkitkan dan N memakan dan menyedut habis-habisan jus madu Cikgu Zainab di lubang farajnya yang menjadi merah menyala.

"URghh.. Urghh.. N.. Cikgu tak tahan ko buat.. Urghh..," desir cikgu Zainab merasa kegelian dan ngilu yang sensasi di vaginanya, sambil menjerit halus denga nafasnya kasar tersekat-sekat. N menjilat pangkal peha, hujung tundun yang tembam, peha, kepala lutut, betis dan jari-jari kaki membuatkan Cikgu Zainab mengelinjang dan menjerit-jerit halus dan mengerang menerima sentuha elektrik di tubuhnya yang merangsang syawatnya.. Sambil buah dadanya di ramas N lemah lembut dan kuat, dengan putingnya dihisap dan disedut membuatkan Cikgu Zainab bernafsu semula..

"Ko pandai.. Mana ko belajar ni.. Sedapp.." kata Cikgu Zainab meramas-ramas rambut N.

N yang masih memakan puki Cikgu Zainab dan melabuhkan lidahnya di clit dan di lubang madu dan di lubang anus Cikgu Zainab. Cikgu Zainab terair dengan banyak sekali dan jus itu dihirup oleh N. Malah N menjolok jarinya ke dalam lubang puki Cikgu Zainab, Mengeluarkan jari itu dan menunjukkan ke muka Cikgu Zainab lalu menjilatnya. Cikgu Zainab mendesah dan merenggek lalu menjerit halus bila N meletakkan lidahnya ke kelentit Cikgu zainab.. Menulom kelentit itu semula.

"Uuu waa.." dia menaikkan punggungnya merapatkan pepetnya ke muka N kesedapan..
"WooW.. O N.. Besar keras dan panjang penis Ko.. Besar dari hak suami cikgu.. Isshh.. Iee.. Bole ke masuk.."

N bangun mengangkangkan paha cikgu Zainab lebar-lebar, meletakkan kepala penisnya ke pintu lubang faraj cikgu Zainab. Dia menekan sambil melihat reaksi Cikgu zainab yang bertubuh tegap itu. Pepet Cikgu Zainab tersembunyi di bawah perutnya yang out of shape.. Namun lubang faraj Cikgu Zainab menerima penis N walaupun wanita itu menjerit-jerit menahan sakit atau menikmati kesedapan. N tidak tahu. Pokoknya dia Menekan penisnya terus..

Cerita Seks Melayu - Masaj dan di Lancap Cewek

Hari itu hari Ahad, rutin hidup aku adalah Isnin dan Rabu melayan Lin dan Farah semasa kelas tusyen, Sabtu melayan pensyarah aku di biliknya dan hari Ahad adalah hari untuk diri aku sendiri! Setiap Ahad, aku akan merayau rayau di pasaraya sekitar Johor untuk "mencuci mata" dengan memerhatikan wanita wanita seksi yang berjalan dengan pelbagai jenis saiz tetek.

Aku ini memang jenis yang suka melihat ke payudara wanita. Saiz yang lebih besar adalah lebih baik. Tapi jangan tetek besar sebab gemuk! Macam tu aku tak suka. Aku pernah menyapukan air mani aku ke coli perempuan. Memang gila kan aku ini! Selain itu, semasa merayau rayau, aku akan mencari peluang untuk mengintai tetek wanita semasa dia menundukkan badan. Memang itu telah menjadi hobi aku.

Ahad 10 pagi. Aku bangun dengan batang yang masih terasa sengal sengal selepas buat 3 round dengan pensyarah aku, Puan Ayuwati sekaligus. Semasa mandi pagi, aku teringat kisah semalam dan aku mula melancap, ah ah ah, sedap juga melancap walaupun tidak seenak bila dimasukkan ke lubang pantat sebenar.

Ahad 11 pagi, selepas bersarapan, aku menaiki motosikal RXZ menuju ke pasaraya CS di Johor Baru. Sampai di sana, aku pun mula merayau rayau sendiri. Aku ada juga ajak member aku keluar tadi, tapi dia kata tak senang, kena temankan teman wanita. Aku faham faham saja, entah berapa kali dia kongkek girlfriend dia tu sepanjang hari ini.

Ahad 12pm, aku makan tengahhari di restoran N di pasaraya CS. Sambil memesan makanan, aku sempat melirik mata ke belahan baju pelayan kaunter yang cantik itu. Tak nampak sangat, tapi kalau dia tunduk, mesti aku akan nampak bentuk payudaranya. Selepas itu, aku pun menuju ke meja makan. Tiba tiba, aku ternampak suatu iklan.

"Urut seluruh badan.. RM 30 saja, contact no xx-xx".

Aku berfikir sejenak, kalau "Seluruh Badan", apakah maknanya termasuk batang aku sekali? Ah, peduli apa, sekarang perut aku lapar, jadi mesti diisi dahulu, lain lain benda nanti baru fikir!

Ahad 1pm, aku selesai makan dan meninggalkan meja makan. Aku ternampak iklan yang sama sekali lagi, otak aku yang kotor pun berfikir lagi. Sebenarnya, aku baru keluar gaji semalam, duit hasil aku mengajar Lin dan Farah tusyen (juga mengajar mereka seks), kepada pembaca yang tak faham maksud aku, bacalah cerita aku yang terdahulu! Jadi, aku rasa RM 30 kira boleh try juga, lagipun badan aku masih sakit sakit digenggam dan ditumbuk tumbuk oleh Puan Ayuwati.

Buat pengetahuan pembaca, Puan Ayuwati memang gila gila sedikit, suka melakukan aksi ganas semasa bersetubuh. Masih ingat lagi bagaimana aku dipaksa meminum air kencingnya? Begitulah, aku ditumbuk tumbuk semalam. Nasib baik Puan Ayuwati tak kuat, sebab semasa orgasme dia akan menjerit jerit sambil menumbuk aku dengan sehabis tenaganya. Walaupun tak kuat, tapi bahu aku terasa sakit juga. Maka, aku memutuskan untuk menghubungi nombor itu.

Aku memikirkan kalau lelaki yang mengangkat telefon itu, aku akan melupakan saja hasrat aku untuk mengurut. Tapi, ternyata perempuan yang mengangkatnya. Aku pun membuat temujanji di bilik sewa aku. Dari ragam suaranya, aku meneka dia dalam usia 30-an.

Ahad 3 pm, pintu aku diketuk. Aku pun cepat cepat bangun dari sofa tengok TV di tempat aku dan membuka pintu. Wah, ternyata sangkaan aku betul. Si tukang urut ini kelihatan berusia 30-an. Aku dapat mencium bau perfume yang wangi dari badannya. Aku mengesyaki dia adalah seorang pelacur! Mekapnya juga terlalu tebal, dan aku teringat iklan di TV sebentar tadi tentang kempen pencegahan penyakit AIDS.

"Mahu urut, kan?" dia bertanya.

Ya, aku menjawab. Aku pun membawanya ke bilik aku. Dia menyuruh aku menanggalkan pakaian dan tinggalkan hanya celana dalam sahaja. Aku mengikut saja lalu berbaring di atas katil aku. Kemudian, acara mengurut pun bermula. Aku sempat bertanyakan namanya, dia kata namanya Tina saja. Aku tidak berbual panjang dengannya kerana dia tidak begitu serius melayan pertanyaan aku.

Cara mengurut Tina sangat baik. Bahu aku yang ditumbuk oleh Puan Ayuwati semalam terasa selesa semasa dipicit picit oleh Tina. Dia memulakan acara mengurut dari bahu, kemudiannya kepala aku. Aku terasa sangat senang semasa diurut oleh Tina. Minyak urut yang digunakan juga wangi. Tina hanya kata minyak itu adalah buatan tradisional kampungnya.

Selepas bahu dan kepala, dada aku pula dipicit picitnya. Aku merasa geli semasa dia tersentuh puting aku. Aku menahan gelak, tapi akhirnya tertawa juga. Dia yang melihat keadaan aku sebegitu juga tersenyum sedikit. Eh, manis juga muka dia semasa tersenyum. Selepas dada, kedua dua kaki aku diurut. Kaki aku yang penat setelah merayau di pasaraya tadi terasa ringan dan selesa selepas diurut.

Aku merasakan proses mengurut telah selesai. Lalu aku pun bangun dan Tina pun mengemas benda benda. Sambil mengemas benda, Tina menunduk nunduk badannya dan mata keranjang aku pun sempat menoleh ke arah teteknya. Tetek Tina tergolong dalam saiz D, sangat ketara besarnya jika dibandingkan dengan tubuhnya yang kecil. Batang aku naik ketika itu apabila perasan bahawa Tina tidak memakai coli.

Kalau diikutkan hati, ingin aku terkam terus Tina pada masa itu juga dan cuba membuat hubungan seks dengannya. Tapi, kempen di TV sebentar tadi menakutkan aku. Aku membayangkan wajah pesakit AIDS yang pucat dan tubuh yang melarat di sana sini. Akhirnya, aku memutuskan untuk cepat cepat ke tandas dan melancap sendiri sahaja. Aku pun melancap, tak sampai 5 minit, air mani pun keluar, ah ah ah.

Semasa aku keluar dari tandas, Tina telah duduk di katil aku. Dia meminta bayaran RM 30 itu dan aku pun pergi mengambilnya. Semasa membayar, Tina bertanya sama aku mahu "extra service"? Tepat jangkaan aku, Tina sebenarnya adalah pelacur! Dia mengatakan kalau melancap, RM 10, oral RM 30, dan kalau tempah dia sepanjang hari untuk bersetubuh, harganya RM250. Aku keliru pada masa itu.

Aku memikirkan Lin, Farah dan pensyarah aku. Aku tidak mahu menjangkitkan mereka dengan penyakit kelamin. Selain itu, aku memikirkan kalau aku mampu bertahan hingga esok, aku boleh puaskan nafsu aku ke atas Lin dan Farah yang begitu dahagakan batang aku. Tapi, aku tidak dapat menahan diri pada masa itu kerana Tina telah membuka bajunya dan telah telanjang dada.

Akhirnya, aku memberinya RM 50 (RM 30 untuk urut, RM 20 lagi untuk melancapkan aku dua kali berturut turut). Aku pun tidur terbaring di atas katil aku dan menyuruhnya membuat aku orgasme dengan tangannya. Aku pun melepaskan celana dalam aku, sementara Tina membuat beberapa aksi mengghairahkan lalu berbogel di depan aku.

Aku mula menggunakan tangan sendiri untuk melancap. Tapi, Tina menepis tangan aku, dia kata itu adalah tugasnya sekarang. Aku pun membiarkan sahaja Tina dengan tugasnya. Tina membuka sebotol losyen dan menyapu tangannya dengan losyen itu. Selepas itu tangannya menggenggam batang aku dan mula melancapkan aku.

Dari perlahan lahan, Tina mula mempercepatkan gerakan tangannya. Tapi, selepas 15 minit, Tina masih melancapkan batang aku tetapi kesannya belum sampai. Kasihan Tina, dia tidak tahu aku telah melancap sendiri di dalam tandas tadi, jadi untuk kali kedua memang susah dia mahu memuaskan aku. Tapi, Tina ternyata profesional, dia membuka lapisan batang aku di bahagian atas kesemuanya, dan kemudian tangannya menumpu di situ.

Aku merasa sangat terangsang kerana bahagian itu adalah paling sensitif buat lelaki. Tak samapai 5 minit Tina menumpu di situ, aku klimaks. Tina mengelap air mani aku dengan tisunya. Kemudian, dia membuang tisu itu dan mahu beredar.

Aku memanggilnya, "Hey, masih ada lagi sekali. Mengapa kamu mahu pergi sekarang?"

Tina terperanjat kerana dia tidak menyangka aku masih bertenanga untuk dilancapnya lagi sekali. Aku berkeras mahukan kembali RM 10 aku jika dia tidak mahu "service" batang aku lagi sekali.

Tina akhirnya mengalah dan mula mengurut lagi sekali batang aku. Seperti biasa, batang aku memang susah nak naik dan klimaks jika membuat tiga kali dalm satu round. Tina melancapkan batang aku lama tapi tak naik naik juga. Akhirnya, dia bertanya kepada aku.

"I give up, i use my mouth, it's free, do u want it?"

Aku menolaknya kerana takut dijangkiti AIDS. Aku memaksanya mengeluarkan air mani aku dengan tangannya. Tapi, selepas 20 minit lagi berlalu, aku tak terasa apa-apa, Tina sangat cepat menggoyangkan dan melancap batang aku, tapi tak berkesan juga. Sekali lagi, dia mahu menggunakan mulutnya, dan aku menolaknya sama sekali.

Akhirnya, Tina bertanya, "Is breast fucking OK?"

Aku menjawab boleh. Kemudian, dia pun bertukar posisi kepada berbaring di atas katil aku, dan aku menjepitkan batang aku di antara teteknya yang besar itu.

Kali ini, aku yang control kelajuan fuck kedua-dua teteknya. Sambil itu, aku memainkan puting teteknya dengan tangan aku. Tina terasa nikmat kerana aku melihatnya menutup mata menikmati semua itu. Oleh kerana aku yang mengawal permainan kali ini, aku pun memancutkan air mani aku selepas 10 minit. Air mani aku bertaburan di mukanya.

Aku yang keletihan berbaring sahaja di tepi Tina dan menyuruh Tina balik sendiri dan berpesan kepadanya untuk menutup pintu. Tapi, Tina yang telah aku bangkitkan nafsunya ingin bersetubuh dengan aku.

"Ohh, shit, i want to do it with u, it is free, i need it now! Can u fuck me with ur cock?"
Aku hanya tersenyum kepadanya sambil berkata, "Sorry, find a dildo dan satisfy yourself, i want only safe sex."

Dia nampak sedih dengan jawapan aku dan kemudian beredar selepas mengemas pakaian dan alatannya. Begitulah berakhirnya pengalaman aku dilancap oleh seorang pelacur. Kali pertama, aku service sendiri, kali kedua oleh tangannya, dan kali ketiga aku terpaksa breast fucking pelacur itu kerana geram melihat teteknya yang besar.

Kalau difikirkan kembali, aku tidak menyesal kerana tidak membuat hubungan seks dengan Tina. Kalau dia mengurut 1 orang dalam sehari dan telah bergiat dalam bidang ini selama setahun, sekurang kurangnya 365 batang lelaki pernah masuk ke vaginanya. Memikirkan itu, aku sangat takut akan dijangkiti penyakit AIDS! Tapi, kalau sekadar dilancap dan breast fucking tubuhnya, aku rasa aku masih selamat.

15 Fakta Payudara yang Belum Anda Ketahui - Mesti BACA

1. Rata-rata berat payudara sekitar 0,5 kg dan menyimpan 4-5% dari total berat badan.

2. Seperti halnya penis, payudara tegang saat terangsang.

3. Rata-rata puting wanita berukuran 3/8 inci saat tegang. Sedikit lebih tinggi dari 5 koin yang ditumpuk.

4. Rata-rata ukuran payudara di amerika adalah 36C. 15 tahun yang lalu adalah 34B.

5. Ukuran itu tidak menarik di abad pertengahan karena dianggap kecil, payudara yang lebar dianggap bagus saat itu.

6. Pada tahun 2008, ada 307.230 operasi pembesaran payudara di Amerika. Ini merupakan operasi kecantikan nomor 1, di atas operasi pemancungan hidung di 279.000 dan sedot lemak di 245.000. 30% dari pasien operasi payudara berumur 20-29, 35% berumur 30-39 dan 28% berumur 40-54.

7. Satu kali operasi berharga hampir 33 juta rupiah. Itu baru operasi awal. Biasanya dibutuhkan operasi tambahan untuk membetulkan kerutan dan gelombang.

8. Sekitar 20.967 wanita menggagalkan operasi mereka tahun 2008. Dan 17.902 operasi pengecilan payudara dilakukan... untuk pria.

9. Awalnya, untuk operasi payudara ditanamkan berbagai bahan dengan hasil yang berbahaya, seperti: gading, bola kaca, karet tanah, tulang rawan sapi, poliester dan injeksi silikon. Operasi dengan silikon populer tahun 1960an yang sebenarnya menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan seperti granuloma dan cacat.

10. Sheyla Hersey dikatakan mendapatkan operasi payudara terbesar di dunia. Dia sekarang mengenakan bra berukuran 38KKK dan yang ditanamkan sebanyak 10.000cc (2,6 galon).
tumblr_lugii8YF5j1qewf07

11. Toko sejenis bra telah ada untuk wanita sejak abad 7 sebelum masehi, namun pengukuran besarnya tidak diukur sampai 1930ab. Sekarang, industri bra membuat 16 miliar dolar per tahun.


12. Jika Anda tidak ingin memakai bra, wanita secara lehal boleh topless di Hawai, Texas, Ohio, New York dan Maine. Walau mereka masih bisa ditangkap karena mengganggu publik. Wanita yang ketahuan topless di pantai Dubai dipenjara 6 bulan.
tumblr_lrhxwgOvq31qewf0713. Air susu ibu lebih manis, lebih banyak vitamin E, lebih banyak zat besi, lebih banyak asam lemak esensial dan lebih sedikit sodium dari susu sapi.
14. Payudara kiri dan kanan biasanya tidak sama. Yang sebelah kiri biasanya lebih besar.

15. Jangan merokok jika Anda tidak mau payudara kendor. Zat kimianya menghilangkan keelastisan kulit.

tumblr_lkepq3zhaQ1qfdlvbo1_500.jpg

Nikmatnya Pembantuku 16 Tahun

Lagi cerita sex terbaru 2012 cerita khusus dewasa 17tahun. . Ari duduk di balkon kamarnya. Inem, pembantu yang lugu, cantik dan bahenol, mengepel lantai balkon. Ari teringat kejadian kemarin dengan Mita yang pulang tadi pagi. Tengah merenung, mata Ari tiba-tiba tertumbuk ke payudara Inem! Kancing atas baju Inem terlepas dua, sehingga payudaranya terlihat jelas. Ternyata tidak menggunakan BH. Inem menyadari Ari menatapnya jalang. Pipinya memerah, menambah ayu wajah desanya. Ketika Inem menyadari kancing baju bagian atas lepas, segera dibenarkan, dan merah di mukanya makin menjadi. Inem cepat-cepat berbenah dan keluar dari kamar Ari. Inem tampak menggiurkan dari belakang dengan kain yang melilit tubuhnya. Inem sekarang menjanda, korban perkawinan usia muda. Paling tua mungkin 18 tahun sekarang. Ari sendiri berumur 19 tahun.

Tak lama kemudian, Ari merasa birahinya muncul akibat Inem. Dipanggilnya Inem lewat intercom.
"Neem! Inem, cepet!".
"Nggih, Den Bagus", Inem tergopoh-gopoh menjawab.
"Pijetke aku, Inem, aku pegel!", keluar bulusnya Ari.
"Nggih, Den Bagus", Inem segera menuju kamar Ari.

Ketika Inem masuk, Ari ternyata sudah menanggalkan pakaiannya, dan bersembunyi di balik pintu. Inem masuk, tidak melihat Ari.
"Den, kulo sampun siap mijet", kata Inem.
"Aku dibelakangmu, Inem", Ari mengagetkan Inem yang terperangah melihat Ari telanjang.
"Den, mboten Den, ampun, Den!", Inem ketakutan. Ari tidak menjawab, hanya maju mendekati Inem. Inem mundur seiring Ari maju, hingga tersandung dan jatuh ke ranjang.
"Kulo njerit, lho, Den!", Inem mengancam.
"Teriak aja", tantang Ari, karena kamarnya kedap suara.

Ari menyusul Inem, menciumnya, dan membuka kemeja Inem. Saking ketakutan, Inem tidak berontak. Setelah kemeja Inem terlepas, Ari ganti menciumi dan mengulum payudara serta puting Inem. Payudara Inem ternyata lebih besar, lebih indah daripada cewek-cewek yang lain, dan lebih kenyal. Ari merobek kain Inem, dan ternyata bulu vagina Inem lebat sekali.

Jari Ari masuk ke dalam vagina Inem, meraba-raba, memberi rangsangan. "Nggh! Den, sampun, nggh! Den", desah Inem setelah mencapai orgasme pertamanya. Ari tidak peduli. Jarinya keluar, ganti penisnya yang mengeras masuk. Ari mengeluar-masukkan penisnya dengan keras, tapi lembut. Inem merasakan nikmat yang tiada duanya karena clitorisnya terdesak penis Ari.

Ketakutan Inem telah berubah menjadi kenikmatan. Inem menggoyangkan pinggulnya, mencoba menyedot penis Ari, tetapi Ari tetap saja dapat mengeluar-masukkan penisnya, malah mempercepat tempo. Sementara puting susu Inem dikulum Ari, lalu pindah ke leher Inem, diciuminya dengan penuh gairah. Sontak Inem mengejan, memeluk Ari erat. Tapi.., "Nggh! Nggh!", Inem mencapai orgasme lagi. Inem berusaha melepaskan diri karena capek, tapi tak berhasil. Ari tetap mengeluar-masukkan penisnya dengan lembut.

Karena Inem kehabisan tenaga, orgasmenya yang ketiga terhitung cepat, hanya sekitar tiga menit dan, "Nggh! Nggh! Ngghh! Den, sampun, kulo mboten kiat!".
Tetap saja Ari yang maniak seksini menggoyang pinggul dan mengeluar-masukkan penisnya.
"Den, stop, Den!", jerit Inem.
"Inem, sebentar", Ari merasa maninya akan keluar, dan dipercepat temponya. Ari memeluk Inem erat, begitu juga dengan Inem. Dan, "Awggh! Ngghh! Den, stop!" Inem mencapai klimaksnya terlebih dahulu.
"Ngghh!", akhirnya Ari tidak dapat membendung lagi. Ari segera bangun, mengambil sejumlah uang bernilai satu setengah bulan gaji. Diberikannya pada Inem.
"Matur nuwun sanget, Den Bagus!", Inem girang. Bayangkan, satu setengah bulan gaji!

Seminggu kemudian ketika Ari sedang berenang di kolam renang pribadinya, ketika birahinya muncul. Ari segera teringat Inem. Rumah sedang sepi. Tinggal Ari, Inem, dan Inah, Adik Inem.
"Neem! Gawe'ke (bikinin) sirup!", Ari berteriak memanggil.
"Nggih Den!" Inem menyahut.

Tak berapa lama kemudian Inem datang membawa segelas sirup. Ketika Inem mendekat, Ari mengamati tubuh Inem. Masih seperti minggu lalu. Ari menunggu Inem menaruh gelas. Setelah Inem berbalik, Ari langsung menerkam Inem. Inem memberontak.
"Den, mboten, Den", Inem mengiba seperti waktu itu. Ari tidak mempedulikannya, malah menceburkan dirinya dan Inem ke kolam renang bagian dangkal. Tubuh Inem yang terbungkus daster, segera terlihat bagian dalamnya. Inem tidak memakai bra. Payudaranya yang indah semakin mengkal dan berwarna merah muda. Rambutnya terurai, membuat dia semakin seksi, dan menambah gairah Ari.

Ari segera melepas dasternya, merobek celana dalamnya. Bibir dan leher Inem dikulum Ari. Payudaranya menegang. Ibaan Inem berganti ke desah kenikmatan. Jari Ari masuk ke vagina Inem, dan memainkannya di dalam vagina Inem. Tubuh Inem bergetar, menahan agar cairannya tidak keluar. Tapi, apa daya, tubuhnya menggelinjang hebat, seiring keluarnya cairan. Ari segera mengeluarkan jari, dan penisnya menggantikan jarinya.

Ari bermain gentle, mengeluar-masukkan penisnya dengan lembut diiringi erangan Inem. Inem mencoba mengimbangi dengan menggoyangkan pinggulnya. Ari membalas dengan mempercepat tempo, dan mengulum puting Inem, disertai gigitan-gigitan kecil.
"Den, kulo mboten kiat (kuat), Den!", iba Inem. Tubuh Inem bergetar akibat orgasme yang kedua kali. Ari meningkatkan serangan, dengan meremas pantat, dan menjilati leher Inem yang jenjang.
"Ngghh!", Inem mengerang, mengeluarkan cairannya untuk ketiga kalinya. Inem memberontak dan berhasil lepas. Lari. Tapi karena berat badannya ditahan air, Ari langsung menerkam, dan memaksa Inem bersimpuh. Langsung Ari memasukkan penisnya dari balakang dengan posisi doggie style, disertai remasan pada payudara, dan jilatan pada tengkuk Inem. Inem hanya bisa mengerang nikmat.
"Nggh!", untuk ketiga kalinya Inem menyerah kalah, lalu Ari menukar posisi Inem. Ari di bawah, Inem di atas. Ari membimbing Inem bergerak kedepan dan ke belakang. Ari mempercepat gerakan dan, "Ngghh!", Inem menyeInah untuk kesekian kalinya dengan getaran yang hebat.

"Den, kulo mboten kiat, Den!", Inem benar-benar mengiba. Melihat Inem tidak berdaya, Ari yang belum puas segera memanggil Inah, Adik Inem yang berumur 16 tahun, tapi manis, seksi, menggairahkan, dan sepertinya, masih perawan!, Hmm, Yummy!! Ari berteriak memanggil Inah..", Inah.. sini!"..
"Sekedap (sebentar), Den!", Inah tergopoh-gopoh lari ke kolam renang. Rupanya Inah belum tahu apa yang terjadi.

Sampai di pinggir kolam renang, Inah hanya melihat kakaknya telanjang bulat, tergeletak pasrah di kolam renang yang dangkal. Tiba-tiba Ari muncul dari dasar, dan melompat ke darat dengan telanjang bulat. Inah terperangah, terpaku di tempat. Ari segera melepas kebaya Inah dengan hanya sekali rengutan. Payudaranya turun naik, mengikuti gaya yang yang di praktekkan Ari.

Ari mengamati tubuh Inah. Sangat indah. Wajah desa yang ayu, makin manis bila terperangah. Rambutnya yang sepinggang, menambah seksi. Belum lagi tubuhnya. Halus dan indah seperti pahatan pematung terkenal. Lehernya yang jenjang, payudaranya yang penuh, perut kecil, tubuh padat dan indah, ditambah dengan pinggul yang besar. Ari merengut jarik Inah. Terlihatlah kakinya yang indah, paha mulus, dan bulu vagina yang lebat. Ari menciumi leher Inah, payudaranya, mengulum putingnya, dan meremas pantat Inah. "Den, mboten, Den", iba Inah, seperti ibaan kakaknya.

Terlambat, jari Ari memasuki vaginanya. Ternyata masih perawan. Tiba-tiba Inah diceburkan Ari ke kolam. Inah megap-megap. Rambutnya yang basah, menambah besar birahi Ari. Ari menyeburkan diri, mendekai Inah. Inah merapat ke dinding, berpegangan pada lis di tepi kolam. Ari menciumi bibir Inah dengan penuh nafsu, kemudian mengulumnya, seperti hendak dilumatnya. Inah yang belum pernah ciuman, kaget, tapi menikmatinya. Kemudian dengan perlahan Ari memasukkan penisnya yang mengeras ke vagina Inah yang perawan.
"Aggh!", erang Inah, meraskan sakit sekaligus nikmat, karena penis Ari besar dan panjang. Darah keluar, bercampur dengan air, lalu hanyut. Ari bermain gentle, tapi Inah tidak bisa mengimbangi. Dengan berpegang kuat-kuat pada lis, Inah mengejan.
"Nggh!! Den, nikmat, Den", desah Inah. Ari mulai lagi. Inah memeluk Ari. Ari menjilati leher, menciumi bibir, payudara, mengulum bibir dan puting. Inah mencoba menggoyang. Ari tidak mau kalah. Dipercepat gerakannya dan, "Nggh! Den, sampun (sudah), Den!", Inah mengiba.

Ari tidak peduli. Tubuh Inah diputar hingga membelakangi Ari. Kemudian dimasukkan penisnya, dan mendorong tubuh Inah ke bawah dan ke atas, sembari meraba tubuh Inah yang nyaris sempurna, meremas payudaranya, dan menjilati lehernya. Inah nampaknya menikmati permainan ini. Tapi.., "Nggh!". Inah mencapai klimaks yang ketiga. Ari menggendong Inah ke bagian dangkal lalu membaringkan di sebelah Inem yang sedang kelelahan. Ari mengambil posisi atas, dan bermain kasar terhadap Inah. Dalam posisi ini, Inah kalah sampai tiga kali.

Pengalaman di SMU bersama Evi

Waktu aku masih sekolah di sebuah SMU di Bantul aku mempunyai seorang teman. Bisa dikatakan teman dekat. Namanya Evi. Usianya 17 tahun. Dia keturunan Cina sehingga kulitnya kuning langsat. Tingginya sekitar 156 cm dan beratnya sekitar 48 kg. Rambutnya lurus panjang dan berwarna kecoklatan. Dia pindahan dari kota lain waktu permulaan kelas tiga. Aku dan dia saling menyukai. Meskipun ada perbedaan warna kulit. Kulitku sendiri sawo matang.


Suatu hari menjelang EBTA lokal dia minta sesuatu yang juga ada dipikiranku. Dia minta dicium. Akhirnya kami berdua sepakat melakukannya setelah pulang sekolah. Di salah satu kamar mandi sekolah. Setelah keadaan sekolah sepi kami berdua segera masuk ke kamar mandi. Kebetulan kamar mandi di sekolahku tidak membedakan antara cowok dan cewek.

Kami berdua berhadap-hadapan. Kami sama-sama ragu untuk memulai. Entah siapa yang memulai, tahu-tahu kami berdua sudah berciuman. Lidah kami berdua saling menjilat. Matanya terpejam.

Tanganku mencoba meremas payudaranya yang berukuran 38 yang masih tertutup pakaian seragam sekolah. Kuremas payudara kanannya. Ciuman kami terlepas.
"Ooohh.." Desah Evi.
Tangannya turun ke bawah mau membuka retsluiting celanaku. Kami berdua tersenyum. Tiba-tiba.
"Apa-apaan kalian." Bentak seseorang.
Kami berdua terkejut. Di pintu yang terbuka terdapat salah seorang guru BP yang sangat ditakuti. Namanya Bu Heydi. Tanganku menghentikan remasan pada payudara kanan Evi. Sementara tangan Evi masih di celanaku.
"Kalian berdua ikut aku ke kantor." Kata Bu Heydi sambil berjalan keluar kamar mandi.
Kami berdua mengikutinya. Tangan Evi memegang tanganku. Dia kelihatan ketakutan. Aku sendiri juga takut. Takut hal ini akan disebarluaskan.

Kami bertiga telah sampai di ruang BP. Dikuncinya pintu ruangan itu. Kami berdua disuruh duduk di kursi sofa. Begitu duduk Evi dengan setengah menangis berkata.
"Tolong bu. Jangan bilang siapa-siapa."
"Baiklah. Kamu jangan menangis. Aku akan tutup mulut. Tapi ada syaratnya." Kata Bu Heydi yang duduk di depan meja kerjanya.
"Apa syaratnya, bu?" tanyaku.
"Saya bersedia memberi uang kepada ibu." Kata Evi sebelum Bu Heydi menjawab pertanyaanku.
"Aku nggak butuh uang."
Bu Heydi diam sejenak. Kemudian lanjutnya.
"Aku butuh kamu." Katanya sambil menunjukku. Kali ini suaranya agak lembut.
"Apa yang bisa saya bantu?"
"Aku butuh tubuhmu."
"Maksudnya?"
"Aku minta dilayani."

Aku dan juga Evi setengah kaget. Aku tidak mengira Bu Heydi mengajukan syarat yang sangat tidak mungkin kulakukan. Aku hanya diam. Aku tahu Bu Heydi yang berusia 47 tahun adalah seorang janda. Jadi wajar saja dia minta dilayani.

"Bagaimana?" Kata Bu Heydi sambil melepas kemejanya. Sehingga dia tinggal memakai baju dalam yang putih tipis memperlihatkan branya yang berwarna hitam. Tampak juga sebagian kulit sawo matangnya pada tubuh dengan tinggi sekitar 156 cm dan berat sekitar 53 kg.
"Jangan, bu. Syarat yang lain saja." Tolakku sambil tetap memegang tangan Evi.
"Ibu nggak punya syarat lain selain itu."
"Jangan, bu." Tolakku sekali lagi.
"Kalau begitu, ibu akan umumkan perbuatan kalian besok." Kata Bu Heydi agak marah.

Aku dan Evi berpandangan. Kembali Bu Heydi berkata.
"Daripada bercinta dengan orang yang lain warna kulitnya, lebih baik dengan.."
Belum selesai Bu Heydi selesai bicara sudah disela oleh Evi.
"Tolong, bu. Jangan sebut-sebut warna kulit. Aku rela. Terserah ibu mau lakukan apa terhadapnya. Tapi. Sekali lagi. Jangan sebut-sebut warna kulit." Kata Evi dengan nada keras dan melepaskan pegangan tanganku.

Bu Heydi tertawa sambil berdiri menghampiriku. Dia jongkok di depan tempat aku duduk. Dia meremas penisku yang masih tidur. Remasan itu membuat penisku setengah tegang. Sementara Evi berdiri. Dia berjalan mau keluar dari ruangan itu.
"Eh. Jangan pergi dulu." Cegah Bu Heydi sambil tetap memegang penisku. Kemudian sambungnya lagi.
"Setelah aku menikmati tubuh pacarmu ini, kamu boleh melakukannya sepuasnya."
Kelihatannya Evi setuju. Dia kembali duduk. Tetapi duduk di kursi sofa yang berada di depanku yang dibatasi oleh meja. Sementara meja itu telah digeser Bu Heydi untuk berjongkok.

Setelah melihat Evi duduk, kembali Bu Heydi meremas penisku. Kali ini penisku sudah hampir tegang. Dibukanya celanaku. Diturunkan ke bawah sedikit termasuk celana dalamku. Penisku sudah muncul dihadapan Bu Heydi dengan keadaan tegang sepenuhnya. Dipegangnya penisku dan langsung dimasukkan ke mulutnya. Dikeluarmasukkan penisku yang panjangnya 15 cm. Tanganku hanya memegang rambut hitamnya yang lurus potong pendek sebahu ciri khas BP. Mataku setengah terpejam menikmati kuluman Bu Heydi terhadap penisku.

Sekarang kepala penisku dijilatinya sambil melepas baju dalam yang masih dipakainya. Kemudian dipegangnya lagi penisku dan dimasukkan kembali ke mulutnya. Tangannya juga membelai buah pelirku. Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan disentuhkan ke lehernya sementara lidahnya menjilati pinggangku. Aku beranikan membuka ikatan bra yang dipakai Bu Heydi. Perlahan-lahan kulepas bra itu. Sedangkan Bu Heydi menjilati buah pelirku.
Beberapa saat kemudian digesek-gesekkan diantara kedua payudara Bu Heydi yang berukuran 34. Pada saat itu kulihat Evi sedang melakukan masturbasi. Baju seragam sekolahnya setengah terbuka dan dia meremas payudara kanannya yang masih ditutupi kaos dalam dan bra. Bu Heydi kembali menjilati kepala penisku. Kudorong kepalanya supaya penisku masuk ke mulutnya. Kembali penisku keluarmasuk masuk mulut Bu Heydi. Sambil kedua tangannya membelai-belai buah pelirku.

Setelah puas menikmati penisku, dia berdiri menyorongkan payudara kirinya ke mulutku. Kujilati payudara kirinya itu. Bu Heydi rupanya juga melihat Evi bermasturbasi. Dia meninggalkanku dan menghampiri Evi yang masih asyik dengan remasan pada payudara kanannya.
"Boleh ibu bantu." Tawar Bu Heydi.
Evi menghentikan remasannya dan hanya diam. Dan tanpa persetujuan Evi dibukanya dengan cepat seluruh pakaian seragam sekolah yang dipakai Evi termasuk kaos dalam dan bra. Mereka berdua sama-sama setengah telanjang.
Dibimbingnya Evi untuk berdiri untuk menempelkan kedua payudaranya ke kedua payudara Evi.

"Ooouhh.." Mereka berdua sama-sama mendesah.
Bu Heydi lalu memegang kedua payudara Evi sedangkan Evi mendorong tubuh Bu Heydi pada kedua lengannya. Aku kira Evi yang mempunyai tato bergambar bunga mawar kecil di atas pusarnya akan menolak ajakan Bu Heydi. Ternyata tidak. Evi bahkan melepas semua pakaian yang tersisa di tubuhnya yang diikuti oleh Bu Heydi yang juga dengan cepat melepas semua pakaiannya. Keduanya berdiri berhadap-hadapan dan saling tersenyum. Aku sendiri ketika mereka melepaskan semua pakaian juga ikut melepas semua pakaianku sambil duduk. Aku ingin menghampiri mereka yang kemudian dihalang-halangi oleh Bu Heydi.
"Biarkan aku menikmati tubuhnya sendirian." Kata Bu Heydi sambil berjalan ke belakang Evi.

Dari belakang diciumnya bibir Evi yang tangan kanannya memegang leher belakang Bu Heydi. Tangan kiri Bu Heydi dari belakang meremas payudara kiri Evi. Tangan kiri Evi menjepit tangan kiri Bu Heydi di bawah ketiaknya sambil memegang tangan kanan Bu Heydi yang membelai vaginanya.
Lalu Evi membalik badannya dan dengan membungkuk dihisapnya kedua payudara Bu Heydi bergantian.

"Uuughh.." Desah Bu Heydi.
Kedua tangannya memegang pinggang Bu Heydi. Ditariknya tubuh Evi ke atas sambil dia sendiri berjongkok di hadapan Evi. Langsung saja dibukanya vagina Evi dengan kedua tangannya. Evi meletakkan kaki kirinya ke atas kursi sofa untuk mempermudah terbukanya vaginanya. Bu Heydi lalu menjilat vagina Evi dan menghisapnya.
"Aaaghh..oohh.." Desah Evi.
Bu Heydi lalu membimbing Evi untuk duduk di kursi sofa. Gantian dia membungkuk dan menghisap kedua payudara Evi bergantian.
"Uuughh.." Desah Evi.
Mulutnya turun ke bawah dan dihisapnya kembali vagina Evi dengan lidahnya. Evi meremas rambut Bu Heydi yang semakin bernafsu dalam menghisap vagina Evi.
"Aaaghh..oohh.." Desah Evi.

Bu Heydi kemudian menghentikan permainannya. Dia lalu duduk di kursi sofa dengan kaki kanannya tetap dibawah. Dengan isyarat tangan dipanggilnya Evi yang masih duduk sambil tangannya memegang vaginanya yang sudah basah. Dihampirinya Bu Heydi. Jempolnya basah karena cairan yang keluar dari vaginanya. Diarahkannya ke mulut Bu Heydi yang kemudian menghisap jempol itu.

Lalu Evi duduk di antara kedua kaki Bu Heydi. Dari belakang Bu Heydi memeluk Evi sambil mencium bibir Evi. Tangan kanannya membelai vagina Evi dan jari tengah dan telunjuknya dimasukkan ke vagina Evi. Kepala Evi otomatis mendongak ke atas yang membuat Bu Heydi menjilati leher Evi. Tangan kirinya meremas kedua payudara Evi bergantian. Sedangkan tangan kanan Evi memegang tangan kanan Bu Heydi untuk mempercepat kocokan pada vaginanya.

"Ooohh..aahh..oouhh.." Desah Evi.
Aku tetap duduk melihat permainan Bu Heydi dengan Evi yang memanas. Aku hanya bisa meremas-remas penisku sendiri yang tegang. Kelihatannya Evi sudah mencapai orgasme. Bu Heydi mengeluarkan kedua jarinya dari vagina Evi dan memeluknya. Aku ingin menghampiri mereka lagi. Tapi.

"Aku ingin lagi, bu." Kata Evi pelan.
Aku urungkan menghampiri mereka yang telah memulai kembali permainannya yang semakin memanas. Kulihat Evi dalam posisi kayang sedang dihisap vaginanya oleh Bu Heydi. Evi tidak kuat dalam kayangnya sehingga dia terjatuh ke lantai. Tetapi Bu Heydi tetap saja menghisap vagina Evi dengan lidahnya sambil tangan kirinya membelai paha kiri Evi.
"Aaaghh..oohh..eehmm.." Desah Evi.
Setelah beberapa lama Evi mencapai orgasme. Tampak dia kelelahan. Tetapi oleh Bu Heydi dirangsang kembali. Dengan cara Bu Heydi membuka vaginanya dan menempelkan kelentitnya ke puting payudara kanan Evi.
"Aaahh.." Mereka berdua sama-sama mendesah.
Gairah Evi kembali lagi. Tangan kirinya meremas payudara kanannya sendiri sementara tangan kirinya membelai paha kanan Bu Heydi. Bu Heydi melanjutkan dengan berdiri dan meletakkan kaki kirinya ke kursi sofa. Evi yang berada tepat di bawahnya lalu memegang paha kanan Bu Heydi dan menjilatinya.
"Eeehmm.." Desah Bu Heydi.
Mulutnya naik ke atas dan dibukanya vagina Bu Heydi untuk menghisap dengan lidahnya.
"Aaaghh..oohh.." Desah Bu Heydi.

Akhirnya Bu Heydi mencapai orgasme dan dia terjatuh tertelungkup di sofa dengan kaki tetap di bawah. Tetapi Evi belum puas. Puting payudara kirinya di tempelkan di lubang pantat Bu Heydi. Kemudian dari belakang dihisapnya lagi vagina Bu Heydi dengan lidahnya.
"Aaahh..aaghh..oohh.." Desah Bu Heydi.
Sebagai puncak permainan mereka, Evi membalikkan tubuh Bu Heydi dan mengangkat kakinya ke atas kursi sofa. Mereka bermain dalam posisi 69 selama beberapa menit.
Aku semakin asyik saja dengan penisku. Tidak saja meremas-remas penisku. Juga kukocok penisku. Aku tidak tahu ketika mereka berdua telah mendatangi aku yang bersandar ke meja. Bu Heydi mengambil kursi kayu. Sambil duduk dia memegang penisku dan memasukkan ke mulutnya. Evi ingin menciumku. Tetapi kudaratkan bibirku ke payudara kanannya.

Cik Fiona Guru Lesku Yang Montok

Kisah dewasa ini terjadi pada waktu aku duduk dipertengahan kelas 3 SMA dulu. Waktu itu nilai-nilai pelajaranku terutama matematika, fisika dan kimia bisa dibilang hancur lebur. Aku kadang-kadang menyesal juga dulu mamilih kelas IPA, kenapa waktu itu tidak memilih IPS saja supaya tidak ketemu 3 pelajaran keramat itu, tapi ya nasi sudah jadi bubur, ya mau apa lagi. Demi memperbaiki nilai-nilaiku, aku terpaksa mengiluti les bersama 2 temanku, Hans dan Vernand. Yang memberi les seorang mahasiswi tingkat akhir, umurnya kira-kira 22 tahun waktu itu. Aku mengenalnya melalui perantaraan ciciku. Namanya Fiona, penampilannya perfect sekali, kulit putih, body langsing dengan buah dada yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, pas lah untuk ukuran orang Asia, rambutnya panjang sedada, biasanya dikucir, wajahnya juga cantik, tidak lebar tidak juga panjang, sekilas mirip artis Moon Lee dari Hongkong, dia juga memakai kacamata minus, yang membuatnya terlihat seperti orang pintar, tapi itu tidak mengurangi kecantikannya.

Hari itu aku pergi les ke rumahnya bersama dengan Hans, waktu itu Vernand tidak bisa datang karena sakit. Sesampainya di sana, kami memencet bel berulang kali tapi tidak ada yang membukakan pintu, sialnya lagi waktu itu hujan sudah mulai turun deras sedangkan kami tidak membawa jas hujan, terpaksa kami mampir dulu ke restoran kecil tepat di seberang rumahnya, minum kopi dulu sambil menunggu hujan reda.

Kira-kira 15 menit kemudian aku melihat Ci Fiona turun dari taksi dan langsung berlari ke rumahnya karena tidak membawa payung. Aku langsung memberitahu Hans, setelah kami membayar, lalu kami membawa motor masing-masing ke depan pagar rumah Ci Fiona, sebelum dia masuk rumahnya kami sudah sampai di depan pagar sehingga kami tidak bertambah basah karena dia sudah melihat kehadiran kami.

Di dalam rumah kami membuka jaket kami yang basah. Ci Fiona memberikan handuk pada kami untuk mengeringkan diri dan memberikan kami minum teh panas. Dia sendiri sempat kebasahan sehingga pakaiannya mengerut dan makin memperlihatkan lekuk tubuhnya.

"Aduh sori banget yah, hari ini Cici ada kuliah tambahan lupa beritahu kalian jadi bikin kalian basah gini", katanya.
"Tidak apa-apa kok Ci kita maklum, tapi kok kenapa di rumah sekarang sepi amat nih, yang lain pada ke mana nih?", tanya Hans.
"Papa dan Mama lagi ke Surabaya ngikutin undangan pernikahan saudara nih, terus pembantu cici udah pulang, kan udah deket lebaran".
"Wah jadi repot dong Ci di rumah sendirian", kataku padanya.
"Yah begitulah, tapi besok ortu pulang kok", katanya.
"Eh, sebelum les Cici mau mandi dulu sebentar ya, basah nih nanti flunya kambuh lagi, kalian tunggu saja dulu di sini oke..".
Mendengar itu pikiranku mulai ngeres membayangkan di saat dingin begini bisa mandi bersama cewek secantik Ci Fiona. Ooh enaknya, dingin-dingin empuk deh rasanya.

Dari kamar mandi mulai terdengar suara percikan air, ingin rasanya aku mengintipnya tapi sayang lubang kuncinya sempit sekali. Kami mulai melihat-lihat isi ruang tamunya, melihat foto-fotonya waktu kecil, foto pernikahan kakaknya, dan foto-foto keluarga yang terpajang di sana.

Tiba-tiba dari kamar mandi terdengar jeritan disusul Ci Fiona keluar dari kamar mandi hanya dengan ditutupi handuk yang dilipat dan secara refleks memeluk Hans yang saat itu dekat kamar mandi. "Ada kecoa besar sekali di sana!", katanya. Aku masuk ke kamar mandi dan melihat ada seekor kecoa yang cukup besar yang bisa membuat wanita terkejut, segera kutepuk binatang itu dengan sandal dan kubuang bangkainya ke tong sampah. Waktu aku keluar kamar mandi kulihat Ci Fiona masih dipelukan Hans dengan hanya selembar handuk saja, dalam hati aku merasa sirik. "Huh kenapa gua dari tadi bukan berdiri di situ, sialan", gerutuku dalam hati. Ci Fiona terlihat seksi sekali saat itu, rambutnya yang basah tergerai dan pahanya yang putih panjang itu kulihat dengan jelas sekali membuat penisku bangkit saat itu, ingin rasanya menarik handuk itu.